BLANTERVIO103

Miris, Siswa Sekolah Ini Belajar Dihantui Rasa Was-Was

Miris, Siswa Sekolah Ini Belajar Dihantui Rasa Was-Was
Selasa, 14 Januari 2020


Inilah kondisi ruang kelas belajar SDN 81 Pinrang.   

PINRANG, LENTERAMERAHNEWS-- Infrastruktur pendidikan yang layak adalah dambaan semua pihak, terkhusus bagi siswa yang menimba ilmu dibangku sekolah. Pemerintah pusat tiap tahun menggelontorkan dana trilyunan rupiah melalui APBN demi untuk memajukan pendidikan, terutama infrastruktur laiknya gedung sekolah.

Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), tiap tahunnya sekolah yang tidak layak lagi untuk dijadikan tempat proses belajar mengajar harus direhabilitasi demi kenyamanan dalam beraktifitas. Namun, jika sebaliknya, gedung atau ruang kelas belajar tidak lagi memberikan kenyaman, malahan rasa was-was dan cemas yang ditimbulkannya, maka fungsi sekolah sebagai tempat yang aman untuk mencari ilmu bagai api jauh dari panggang.

Inilah yang dialami siswa dan guru-guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 81 Pinrang, Sulsel. Gedung sekolah ini sudah lama mengalami kerusakan, bahkan kerusakannya sudah parah, namun instansi terkait yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pinrang seakan tutup mata tanpa memperdulikan keselamatan jiwa siswa dan guru.


Dari pantauan wartawan lenteramerahnews.co.id tadi pagi, Selasa (14/01/2020), sekolah yang terletak di Kampung Bulu, Kelurahan Manarang, Kecamatan Mattiro Bulu, Pinrang ini terlihat kondisinya sangat memprihatinkan. Siswa belajar dibawah naungan plafon yang sewaktu-waktu bisa rubuh.

Kepala UPT SDN 81 Pinrang, H. Andi Megawati, SPd saat dikonfirmasi diruang kerjanya mengaku sudah berkali-kali mengusul dan meminta ke Dinas Pendidikan untuk diberikan bantuan rehab ruang kelas yang sudah rusak parah.

"Kami sudah mengusul dan meminta ke Dinas Pendidikan untuk bantuan rehab, bahkan kami sudah tiga tahun dijanji bantuan perbaikan," kata A. Megawati.

Menurut Megawati, sekolah yang dipimpinnya ini memiliki jumlah siswa  sebanyak 126 siswa dengan guru PNS 8 orang dan 4 tenaga guru honorer dengan jumlah ruang kelas (rumbel)sebanyak 6 ruangan. Tiga tahun selalu dijanji namun hasilnya tetap nihil.


"Yang kami khawatirkan adalah runtuhnya palfon yang bisa menyebabkan anak-anak kita dan guru-guru tertimpa reruntuhan. Kayunya sudah lapuk dan bangunan sudah tua, buktinya kita lihat," ucapnya sambil menunjuk ruangan yang rusak.

Sementara salah satu tenaga pengajar saat dimintai keterangannya malah mempertanyakan, katanya, yang menjadi persoalan kenapa sekolah ini belum juga diperbaiki.

"Apa menunggu nanti ada yang menjadi korban baru dikerja, " ujar salah seorang guru yang tidak mau identitasnya dimediakan.

Dia mengaku sangat mengharapkan kiranya pemerintah betul-betul memperhatikan sekolah ini sebab disamping rusak parah juga bangunanya sudah rendah sekali. Jarak lantai  dengan palpon sangat rendah sekali sehingga terasa panas sekali jika musim panas selain itu atapnya juga sudah rusak dan bocor.

Hj. A. Megawati

"Kenapa banyak sekolah lain yang kondisinya masih layak untuk ditempati serta bangunan masih bagus tapi mendapatkan rehab, sementara sekolah ini tidak diperhatikan. Apakah harus ada kedekatan dengan petinggi di Dinas Pendidikan?, " kata guru ini bertanya-tanya keheranan.

Ditempat terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Pinrang, Drs Muzakkir, MSi yang dihubungi melalui ponselnya membenarkan hal tersebut dan berjanji tahun ini akan diusulkan.

"Nanti saya suruh staf kesekolah itu untuk meninjau dan mendokumentasikannya, "katanya singkat. (din) 
Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409