BLANTERVIO103

Meski Pintu Resmi Ditutup, Aktivitas Perdagangan Ilegal Lancar

Meski Pintu Resmi Ditutup, Aktivitas Perdagangan Ilegal Lancar
Kamis, 07 Mei 2020

Dermaga pulau Sebatik Kab Nunukan Kalimantan Utara.

NUNUKAN, LENTERAMERAHNEWS--Meskipun pintu perdagangan antara  Malaysia dan Indonesia diperbatasan Nunukan dan Tawau Sabah resmi ditutup, namun transaksi hasil perikanan diwilayah  ini masih terjadi meskipun itu dilakukan secara ilegal.

Untuk diketahui, sejak Malaysia menyatakan lockdown, semua aktivitas terhenti. Termasuk aktivitas perdagangan di perbatasan Indonesia-Malaysia. Sehingga aktvitas perdagangan pun dilakukan secara ilegal. Terbukti setelah dilakukan penangkapan terhadap pelaku penyelundupan kepiting ke Tawau, Malaysia.

Menanggapi persoalan tersebut, Kepala Konsulat RI Tawau, Sulistijo Djati Ismojo mengatakan aktivitas perdagangan secara ilegal dapat saja dilakukan oleh oknum tertentu, karena di Tawau, Malaysia semua pintu resmi ditutup. Seperti Kantor Imigrasi di Tawau, Malaysia tidak dibuka sejak Malaysia melakukan lockdown.

“Jika ada praktek perdagangan selama Malaysia lockdown, maka dipastikan itu praktek ilegal yang dilakukan,” kata Sulistijo Djati Ismojo.

Pemerintah Malaysia sendiri telah melarang untuk melakukan pembelian barang dari luar termasuk dari Tarakan  wilayah Kalimantan Utara. Hal ini dilakukan pemerintah Malaysia untuk mencegah wabah covid 19. Seperti saat ini, wabah virus di Tawau perlahan membaik, namun di Nunukan yang kini parah karena telah dinyatakan zona merah.

Pemerintah Malaysia sangat menjaga ada kegiatan impor dilakukan, namun di perbatasan ini, masih saja ada aktivitas ilegal dilakukan. Seperti pemasukan kepiting ke Tawau,Malaysia dilakukan secara ilegal. Karena memang hasil perikanan selama ini didapatkan dari Tarakan, bukan hanya kepiting melainkan ikan lain seperti bandeng.

“Memang ikan-ikan dari Tarakan masih dibutuhkan, sehingga dilakukan secara diam-diam atau ilegal di perbatasan,” ujarnya.

Hingga saat ini, Pemerintah Malaysia belum membuka pintu resmi. Walaupun pernah diusulkan pintu perbatasan dibuka khusus aktivitas perdagangan, namun tetap mengikuti protokol Kesehatan. Hal ini untuk menghindari perdagangan ilegal, namun pemerintah Malaysia belum memberikan izin.

"Sebenarnya kedua belah pihak saling membutuhkan, pedagang di Indonesia menjual, sementara di Malaysia ada pedagang yang ingin membeli," kuncinya. (Andi Wati)
Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409