BLANTERVIO103

Arti GAZEBO Bagi Warga Tepian Sungai Tello Makassar

Arti GAZEBO Bagi Warga Tepian Sungai Tello Makassar
Sabtu, 18 Juli 2020

Makassar, lenteramerahnews.co.id-- Mirip pos ronda dikampung-kampung, ukuranya 250 cm x 3 meter, terbuat dari kayu beratap zeng ataupun spandek, Gazebo namanya.

Tempat duduk, rehat, pertemuan, nongkrong bersama sambil bercanda ria, juga biasa digunakan tempat rapat terbatas untuk beberapa warga karena ukurannya juga tidak besar.

Bermula di tahun 2017, awal Ibrahim A.Azis, menakhodai ORW XI Kel Tello Baru, sebagai ketua RW terpilih menggantikan Ir.H.A.Syaifullah Burhan. Di tepian Sungai Tello, pinggir kompleks BTN Citra Tello Permai, di dirikan Gazebo.

Dari tujuh RT masing- masing punya satu Gazebo dan satu milik RW. RT 1/A, dikomandoi H.Arifuddin, SE selaku ketua, RT 2/B, dipimpin H.Nasir Siri, SIp, RT 3/C, saat itu dinakhodai Drs. Rahmat, MSi ( almarhum), kemudian saat ini dilanjutkan Prof. Dr.Ir.HM. Kasnir, MSi, RT 4/D, dikomandoi Nasura Komi, SE RT5/E, dimotori Hj. Rosmi Idris, RT 6/F, dipimpin Karyadi, SE dan RT 7/G, digerakkan Ir. Masyihu.

Semua warga secara sukarela - gotong royong mengumpulkan pundi-pundinya mendirikan Gazebo milik RT masing-masing. Tujuannya, tempat santai - rehat bagi warga.

Belakangan, peran Organisasi Rukun Warga (ORW - RW) dan Rukung Tetangga (RT), dalam pembangunan kemasyarakatan  adalah menjadi garda terdepan menggerakkan ketahanan sosial sebagai kebutuhan dasar bagi kehidupan bersama.  Ketahanan sosial adalah tugas dan tanggung jawab bersama masyarakat dan pemerintah.

RT/RW, merupakan basis utama ketahanan Sosial, penguatan perannya sangat strategis tidak hanya komunitas teritorial tapi lebih menyerupai komunitas organik.


RW XI Kel.Tello Baru Kec.Panakkukang Kota Makassar, atau Kompleks Citra Tello Permai, perannya sebagai perpanjangan tangan birokrasi atau ujung tombak pemerintah Kelurahan Tello Baru, hadirnya Gazebo memiliki peran strategis  dimana Gazebo tak lagi sekedar tempat berkumpulnya warga, bercanda ria, ngopi bareng atau bakar ikan dan makan bersama.

Gazebo menjadi tempat pergulatan ide, gagasan, rencana strategis, pusat informasi untuk kemajuan warga. Di Gazebo ini pula komunikasi pemerintah yang terwakilkan pada RW/ RT terjalin intens dengan semua lapisan masyarakat hingga program pemerintah dan atau pelibatan masyarakat terhadap pembangunan lebih mudah.

Di banding misalnya ditempat lain di kota, pola relasi Ketua RT/RW dengan masyarakat cendrung formal dan inpersonal.  Masyarakat berhubungan  dengan ketua RT/RW ketika masyarakat punya kepentingan, minta surat keterangan domisili, pengantar pengurusan KTP, Surat Nikah dan lainnya yang membutuhkan tandatangan. 

Demikian pula Ketua RT/RW berkomunikasi dengan masyarakat jika menagih PBB, Iuran sampah atau saat masyarakat hendak digerakkan partisipasinya dalam pembangunan.  Akibatnya, Kerukunan bertetangga dalam lingkup RT/RW hanya bersifat artifisial ketimbang subtansial.

Gazebo mematahkan pola lama dan kaku seperti itu. Adanya Gazebo sebagai titik sentral pertemuan " rutin" rehat, minum kopi, bercengkrama satu sama lain tanpa batas usia, tak kenal jenis pekerjaan atau strata sosial, Guru Besar, guru Tk, anak-anak, remaja dan usia senja berbaur berintraksi satu sama lain, solidaritas, kebersamaan satu keluarga warga ORW XI, tanpa sekat sebagai wujud keterpaduan dalam ketahanan sosial.

Dengan demikian Ketua RT/RW lebih mudah menyampaikan informasi atau mengajak keterlibatan warga dalam proses pembangunan tanpa harus melakukan pertemuan resmi.  Ketua RT/RW pakai celana pendek, pakaian olah raga atau bahkan pakai sarung dapat secara langsung menyampaikan informasi kepada warganya yang lagi asyik bercengkrama di Gazebo.


Dengan adanya Gazebo milik RT dan RW menjadi salah satu penguatan ketahanan sosial berdampak pula sebagai mesin deteksi dini terhadap ancaman sosial atau keamanan dan kenyamanan warga. Gazebo bisa menjadi Scurity bisu, menjadi benteng utama pertahanan masyarakat dalam membina kebersamaan, kesetaraan, dan mempertahankan kearifan lokal budaya gotong royong dengan palsafah leluhur " mali siparappe - malilu si pakainge - rebba si patokkong" benteng pertahanan ini menjadi mekanisme alamiah untuk menghalau " ancaman" tanpa menimbulkan masalah.

Gazebo yang bagian dari kerja monumental Ketua RW, Para Ketua RT, Tokoh masyarakat, Tokoh agama, kaum ibu, Remaja, pemuda dan segenap lapisan warga Citra Tello Permai, mengantar RW XI Kel.Tello Baru, menjadi Aman, Ramah, Indah dan Sejahtera menuju kompleks tangguh mandiri.

Gazebo Tepian Sungai Tello, menjadi pelecut "godaan" bagi pemerintah kelurahan, kecamatan, pemerintah kota dan pemprov. Sulsel, Petinggi Bank Indonesia Sulsel, dan lainnya untuk datang berziarah - bersilaturrahmi ke warga menyampaikan pesan pembangunan.  Saat ini pula Gazebo menjadi magnit warga kota makassar sebagai destinasi wisata alternatif ditengah Kota Makassar. (aris asnawi, 18/7-2020 ).
Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409