Pasangkayu.Lenteramerahnews.co.id
Pembangunan jembatan abutmen tahun anggaran 2024, di Dusun Batio, Desa Randomayang, Kabupaten Pasangkayu, menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Pasalnya masyarakat menilai penyelesaian proyek yang telah rampung pada bagian struktur sisi kiri-kanan bangunan, tanpa lantai jembatan menimbulkan pertanyaan bagi warga sekitar.
Hal ini memicu beragam spekulasi di kalangan warga sekitar.
Olehnya itu, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pasangkayu, Sunar, memberikan klarifikasi terkait hal tersebut.
Saat ditemui di ruang kerjanya Senin (19/5/2025), Sunar menjelaskan bahwa proyek jembatan abutmen memang direncanakan dalam dua tahap.
Tahap pertama yang baru selesai ini baru meliputi pembangunan struktur penyangga.
"Pekerjaan jembatan ini dua tahap, tahun ini baru akan direncanakan lantainya, namun DPA-nya belum keluar," ungkap Sunar.
Sunar mengakui adanya keterlambatan dalam proses penganggaran untuk tahap kedua, disebabkan efisiensi anggaran.
Selain itu, ia juga menyayangkan kurangnya sosialisasi dari pihak rekanan kepada masyarakat sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
"Seharusnya pihak rekanan memberikan penjelasan/sosialiasi kepada masyarakat sebelum dimulai pekerjaan, agar tidak terjadi miskomunikasi," tambahnya.
Meskipun terkendala efisiensi anggaran, Sunar memastikan bahwa pembangunan tahap kedua akan tetap diprioritaskan.
"Sebenarnya tahun ini sudah masuk DPA, tapi adanya efisiensi jadi terkendala, namun kami akan tetap prioritaskan agar segera dilanjutkan," tegasnya.
Pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan proyek tersebut sesuai rencana dan memberikan penjelasan yang lebih transparan kepada masyarakat ke depannya.
Diketahui, proyek jembatan abutmen ini menelan anggaran sebesar Rp. 190 juta rupiah. (*)
Emoticon