BLANTERVIO103

Sidrap Jadi Rujukan Studi Tiru Peternakan Ayam Petelur oleh Pemkot Pagar Alam

Sidrap Jadi Rujukan Studi Tiru Peternakan Ayam Petelur oleh Pemkot Pagar Alam
Senin, 04 Agustus 2025


Sidrap, LMN — Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) menerima kunjungan kerja dari Pemerintah Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan, dalam rangka studi tiru pengembangan produksi dan distribusi telur konsumsi. Kunjungan ini berlangsung di Ruang Rapat Bupati Sidrap, Lantai III Kantor Bupati, Senin (4/8/2025), dan dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Pagar Alam, Hj. Bertha.


Wakil Bupati Sidrap, Nurkanaah, bersama jajaran pejabat terkait, turut hadir menerima rombongan. Tampak mendampingi antara lain Asisten Pemerintahan dan Kesra Muhammad Iqbal, Kepala Dinas Peternakan Suharya Angriani, Kabag Kerja Sama Andi Besse, dan Kabag Perekonomian Rimba.


Adapun rombongan dari Pagar Alam turut diikuti Staf Ahli Wali Kota Dedy Suryadi Lagoan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Jefri Zulfikar, serta Kabid Dinas Pertanian Desy Rahmawati.


Dalam sambutannya, Hj. Bertha mengungkapkan kekaguman terhadap Sidrap yang telah lama dikenal sebagai sentra produksi telur ayam ras terbesar di Indonesia Timur. “Sidrap bukan hanya menyuplai telur untuk Sulawesi, tapi juga Kalimantan dan Papua. Ini merupakan contoh nyata kekuatan daerah dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” ujarnya.


Ia mengatakan, kunjungan ini bertujuan menggali praktik unggulan Sidrap dalam hal efisiensi produksi, manajemen kandang modern, distribusi hasil ternak, hingga stabilisasi harga pasar. Pihaknya berharap, studi tiru ini menjadi awal dari kolaborasi antardaerah yang lebih erat dalam sektor pangan.


Wakil Bupati Nurkanaah menyambut baik maksud kunjungan tersebut dan memaparkan sejarah panjang peternakan ayam petelur di Sidrap. Ia menjelaskan bahwa sektor ini mulai tumbuh sejak 1980-an, bermula dari wilayah Tanete, dan kini berkembang pesat ke seluruh penjuru Sidrap.


“Populasi ayam petelur di Sidrap saat ini diperkirakan mencapai 4,5 hingga 4,8 juta ekor. Setelah sempat terpukul akibat flu burung, peternakan kini bangkit kembali, bahkan beberapa telah menerapkan sistem kandang tertutup (closed house) yang lebih efisien dan higienis,” jelas Nurkanaah.


Ia menambahkan bahwa selain ayam petelur, Sidrap juga mengembangkan peternakan ayam broiler dan bebek. Pemerintah daerah kini mendorong pengembangan bebek sebagai bahan baku kuliner khas daerah, seperti bebek palekko.


“Kebutuhan bebek harian di rumah makan Sidrap bisa mencapai 5.000 ekor. Karena sebagian besar masih dipasok dari luar, kami berinisiatif mendorong masyarakat ekonomi menengah ke bawah untuk beternak bebek dengan bantuan bibit,” ungkapnya.


Sebagai bagian dari rangkaian kunjungan, rombongan Pemerintah Kota Pagar Alam juga dijadwalkan mengunjungi salah satu peternakan ayam petelur di Sidrap untuk melihat langsung proses dan manajemen produksi di lapangan.


Kegiatan ini menegaskan posisi Sidrap sebagai pusat rujukan dalam pengembangan peternakan ayam petelur yang berdaya saing tinggi di Indonesia. (*) 



Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409