PINRANG, LENTERAMERAHNEWS — Di antara sisa puing dan arang hitam di Kampung Kessi Putih, Kecamatan Tiroang, berdiri seorang ibu bernama Anju (55). Matanya sembab, suaranya lirih. Rumah yang dulu menjadi tempat berlindungnya bersama dua anak laki-laki kini hanya tinggal kenangan.
“Saya tidak ada di rumah waktu kebakaran, Nak… sementara di acara keluarga di Benteng. Ditelepon keluarga baru tahu kalau api sudah besar,” tutur Ibu Anju dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di lokasi kebakaran.
Meski duka masih terasa, tangan-tangan hangat dari dunia pendidikan datang menyapa. Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Tiroang hadir membawa bantuan dan harapan baru bagi keluarga Anju.
Solidaritas dari Dunia Pendidikan
Senin (27/10/2025), Ketua PGRI Kecamatan Tiroang, H. Muhammad Haris, S.Pd., M.Si, memimpin langsung penyerahan bantuan senilai Rp12 juta, disertai beras empat kuintal, mie instan, dan pakaian layak pakai. Bantuan ini terkumpul dari donasi para guru, kepala sekolah, siswa, hingga orang tua murid di seluruh kecamatan Tiroang.
“Sumbangan ini bentuk empati dari keluarga besar pendidikan. Semua elemen guru, siswa, dan orang tua, bahu-membahu membantu tanpa diminta. Solidaritas seperti inilah yang membuat kita kuat,” ujar Haris saat menyerahkan bantuan di lokasi.
Ia menambahkan, semangat kepedulian ini menjadi bukti bahwa profesi pendidik bukan hanya soal mengajar di kelas, tetapi juga mengajarkan nilai kemanusiaan melalui tindakan nyata.
Ketulusan yang Menghidupkan Harapan
Dukungan moral dan materi juga datang dari Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Tiroang, Andi Hery Arjum, S.Pd., M.Pd. Ia mengapresiasi kepedulian yang ditunjukkan para pendidik dan masyarakat.
“Ini bukan sekadar bantuan. Ini adalah bentuk cinta sesama. Semoga menjadi amal jariah dan meringankan beban keluarga yang tertimpa musibah,” tutur Andi Hery dengan penuh haru.
Ibu Anju hanya bisa menunduk. Tangannya menggenggam amplop bantuan itu dengan erat, seolah menggenggam secercah harapan baru. Ia mengucap syukur di tengah luka kehilangan.
Dari Abu Menjadi Asa
Musibah kebakaran di Kessi Putih menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas sosial. Di tengah abu rumah yang hangus, tumbuh kembali semangat kebersamaan. PGRI Tiroang menunjukkan bahwa pendidikan tidak berhenti di ruang kelas — ia hidup di tengah masyarakat, menyala dalam aksi kepedulian.
Dari dunia pendidikan, lahir pelajaran berharga: ketulusan selalu mampu menyalakan cahaya, bahkan di antara puing-puing yang gelap. (Is90/ruddin)

Posted by 




Emoticon