BLANTERVIO103

Dari Warkop ke Warkop, PWI Sidrap Akhirnya Punya Kantor Sendiri

Dari Warkop ke Warkop, PWI Sidrap Akhirnya Punya Kantor Sendiri
Kamis, 16 Oktober 2025

 


SIDRAP, LENTERAMERAHNEWS.CO.ID — Setelah hampir dua dekade hidup tanpa sekretariat tetap, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sidenreng Rappang akhirnya menorehkan sejarah baru. Organisasi wartawan tertua dan terbesar di Indonesia itu kini resmi memiliki kantor sendiri di Jalan Dr. Syam Ratulangi, Pangkajene, Sidrap.

Momentum bersejarah itu dirayakan dalam acara syukuran sederhana namun sarat makna, dihadiri unsur pengurus, Darwis Pantong, Arief Arifin, Darwis Junudi, Darwis Syamsuddin, Hasnadiah, Syaiful, Irwan Kastam dan lainnya serta Ketua Dewan Penasehat, Marno Pawessai, Kamis (16/10/2025). Sehari yang istimewa, karena tepat sebulan setelah pelantikan pengurus baru PWI Sidrap periode 2025–2028 pada 16 September lalu. 

Bagi kalangan jurnalis di Bumi Nene Mallomo, terkhusus PWI Sidrap, hari itu bukan sekadar peresmian gedung, tetapi penegasan eksistensi dan marwah profesi wartawan Sidrap. Setelah bertahun-tahun berpindah-pindah tanpa tempat berkantor, kini mereka akhirnya memiliki “rumah” sendiri.


Simbol Kemandirian dan Kebersamaan

Ketua PWI Sidrap, Darwis Pantong, menyebut kantor baru ini sebagai tonggak penting perjalanan organisasi.

“Dengan adanya kantor baru ini, kami berharap PWI Sidrap semakin solid dan mampu menjalankan program kerja dengan lebih baik,” ujarnya dalam sambutan penuh syukur.

Ia mengakui, meski jumlah anggota dan sumber daya masih terbatas, semangat untuk melahirkan wartawan profesional di Sidrap tetap menyala.

“Kami ingin PWI Sidrap menjadi organisasi yang bermarwah dan mampu mencetak kader jurnalis berkualitas,” tambahnya.


Suara dari Bendahara, Rumah Ini Simbol Harapan

Bendahara PWI Sidrap, Darwis Junudi, mengaku tak kuasa menahan haru saat melihat papan nama “Sekretariat PWI Sidrap” akhirnya berdiri di depan gedung kecil itu.

“Selama ini kami rapat di warung kopi, kadang di rumah anggota. Kini kami punya tempat untuk berkumpul, berdiskusi, dan merancang kegiatan. Ini bukan soal gedungnya, tapi tentang kebersamaan dan kebanggaan,” ujarnya dengan nada penuh semangat.

Ia menambahkan, keberadaan kantor baru menjadi titik balik organisasi.

“Inilah momentum kebangkitan. Dari sini, kita ingin wartawan Sidrap bisa berdaya, mandiri, dan dihargai,” tegasnya.

Mengapa ada kue? lanjutnya, mengapa ada buah? karena kami ingin dengan sekretariat baru ini kami di PWI Sidrap bisa "berbuah manis"


Sekretaris Tak Lagi Mengetik dari Warkop ke Warkop

Kegembiraan serupa datang dari Sekretaris PWI Sidrap, Arief Aripin. Baginya, kantor baru ini bukan sekadar tempat bekerja, melainkan jawaban dari perjuangan panjang para pengurus yang selama ini harus berpindah dari satu warung kopi ke warung kopi lainnya hanya untuk mengerjakan urusan organisasi.

“Alhamdulillah, sekarang kami bisa bernafas lega. Tak perlu lagi membawa berkas dan laptop ke warkop yang satu, pindah ke warkop yang lain. Semua administrasi organisasi kini bisa dikerjakan di tempat sendiri,” ujarnya tersenyum.

Bagi Arief, ruang kecil di Jalan Dr. Syam Ratulangi itu adalah simbol kemandirian dan profesionalisme baru PWI Sidrap.

“Di sinilah kami akan mulai menata sistem kerja yang lebih tertib, transparan, dan produktif,” tambahnya.


Ketua Dewan Penasehat, Sekretariat adalah Simbol Kehidupan Organisasi

Sebagai Ketua Dewan Penasehat PWI Sidrap, Marno Pawessai memandang keberadaan sekretariat ini bukan hanya soal fisik, tetapi simbol kehidupan organisasi yang kembali berdenyut.

“Sekretariat adalah jantung organisasi. Di sinilah ide lahir, diskusi tumbuh, dan solidaritas terbangun. Tanpa rumah, organisasi bisa kehilangan arah,” ujarnya.

Marno yang juga merupakan mantan Ketua Seksi Organisasi PWI Sulsel menambahkan bahwa perjuangan panjang ini harus dijaga dengan komitmen.

“PWI Sidrap sudah melewati masa-masa sulit tanpa kantor. Sekarang tugas pengurus adalah memastikan tempat ini hidup, bukan sekadar ada, tapi benar-benar menjadi pusat kegiatan dan inspirasi bagi wartawan,” katanya menegaskan.

Ia juga berharap, kantor baru ini menjadi wadah pembinaan dan pengembangan kapasitas wartawan muda.

“Gunakan sekretariat ini untuk belajar, berdiskusi, dan memperkuat etika profesi. Karena rumah ini milik semua wartawan Sidrap, bukan hanya pengurusnya,” tutupnya.


Dari Puncak Bila ke Syam Ratulangi, Babak Baru Dimulai

Semangat membangun kantor lahir dari Rapat Kerja (Raker) PWI Sidrap di Taman Wisata Puncak Bila, 11–12 Oktober 2025. Dalam suasana pegunungan yang sejuk, para pengurus sepakat, sudah saatnya PWI Sidrap memiliki rumah sendiri.

Empat hari setelah raker, keputusan itu diwujudkan. Bangunan sederhana di Jalan Dr. Syam Ratulangi pun disulap menjadi sekretariat PWI Sidrap, tempat berkumpul, berdiskusi, dan merencanakan langkah organisasi ke depan.


Menulis Babak Baru Jurnalisme Sidrap

Kini, di bawah kepengurusan periode 2025–2028, PWI Sidrap menatap masa depan dengan optimisme. Kantor baru ini akan menjadi pusat kegiatan jurnalistik, pelatihan, dan sinergi antara wartawan, pemerintah, serta masyarakat.

Di tempat ini pula, Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) akan berperan aktif dalam kegiatan sosial dan penguatan literasi media di daerah.

Dari ruang sederhana di Jalan Dr. Syam Ratulangi, suara wartawan Sidrap akan kembali menggema, lebih terarah, lebih kuat, dan lebih bermartabat.


Sebuah Rumah, Sebuah Harapan

Bagi sebagian orang, kantor hanyalah bangunan. Tapi bagi PWI Sidrap, ini adalah simbol perjuangan panjang, kerja keras, dan kebersamaan.

Setelah 12 tahun tanpa atap organisasi, kini mereka bisa berkata dengan bangga:

“Kami sudah punya rumah.”

Sebuah rumah tempat ide lahir, solidaritas tumbuh, dan marwah jurnalisme Sidrap kembali menemukan pijakannya. (Darjun) 



Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409