BLANTERVIO103

Dari Sampah Jadi Berkah. Korwil H. Amiruddin Temukan Sekolah Rujukan Pengelolaan Lingkungan di Sidrap

Dari Sampah Jadi Berkah. Korwil H. Amiruddin Temukan Sekolah Rujukan Pengelolaan Lingkungan di Sidrap
Jumat, 21 November 2025


Korwil Turun Tangan, Sekolah Menyuguhkan Kejutan

Koordinator Wilayah (Korwil) Dinas Pendidikan Kecamatan Baranti, H. Amiruddin, tampak berjalan perlahan menyusuri halaman UPT SMPN 2 Baranti pada Kamis, 20 November 2025. Sorot matanya bergerak teliti, menyapu deretan pot bunga warna-warni dari botol bekas, hiasan dinding kreatif, hingga pagar taman dari ban mobil yang telah disulap menjadi ornamen estetis.


Kedatangannya bukan sekadar kunjungan biasa. Ia membawa pesan penting dari Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif: menjaga kebersihan sekolah sebagai persiapan penilaian Piala Adipura. Namun siapa sangka, SMPN 2 Baranti justru menampilkan sesuatu yang lebih dari sekadar kebersihan.


“Setelah saya melihat langsung, pengolahan sampah di SMPN 2 Baranti ini luar biasa,” ujar Amiruddin dengan tegas.


Pemanfaatan Sampah yang Melampaui Ekspektasi

Di hadapan Amiruddin, sekolah ini menunjukkan bagaimana sampah bisa punya kehidupan kedua. Ia mengamati satu per satu inovasi:


Plastik bekas disulap menjadi pot bunga yang cantik.


Bank sampah yang bukan dikelola guru, tetapi oleh siswa sendiri.

Korwil, H. Amiruddin bersama kepala UPT SMPN 2 Baranti, Lukman, S. Pd, M. Si


Tempat pengolahan sampah organik menjadi kompos.

Kombinasi ini bukan hanya mengurangi sampah, tetapi mengubah wajah sekolah menjadi ruang belajar kreatif dan produktif.


“Ini tidak sekadar mengumpulkan sampah atau membawanya ke TPA. Ini nilai tambah. Ini pendidikan nyata,” lanjutnya.


SMPN 2 Baranti, Sekolah Percontohan Pengelolaan Sampah

Amiruddin menegaskan bahwa sekolah ini layak menjadi contoh bagi seluruh sekolah di Kecamatan Baranti.


Menurutnya, pengelolaan sampah di SMPN 2 Baranti membawa tiga manfaat besar

1. Menjaga kebersihan dan mengurangi polusi.

2. Mempercantik lingkungan sekolah tanpa harus mengeluarkan banyak anggaran.

3. Melatih siswa sejak dini untuk kreatif, terampil, dan memiliki jiwa wirausaha.


“Kalau anak-anak sudah terampil mengolah limbah sejak SMP, ini modal besar untuk masa depan mereka.” kata Amiruddin. 



Apresiasi untuk Kepala Sekolah dan Pembinaan dari Usia Dini

Dalam kesempatan itu, Amiruddin memberikan apresiasi khusus kepada Kepala UPT SMPN 2 Baranti, Lukman, S.Pd., M.Si.


Baginya, inisiatif Lukman dan jajaran dalam membentuk bank sampah per kelas adalah langkah besar dalam pendidikan lingkungan.


“Saya sangat terkesan dengan pembinaan kepada anak-anak. Mereka dibekali keterampilan sejak usia dini. Ini luar biasa.”


Ia menekankan bahwa keterampilan seperti ini biasanya hanya diajarkan di sekolah kejuruan. Karena itu, SMPN 2 Baranti dianggap berhasil melampaui standar sekolah menengah pertama pada umumnya.


Harapan Besar, Jangan Berhenti, Kembangkan Terus

Meski kagum, Amiruddin menyampaikan satu pesan penting, program ini tidak boleh berhenti.

Menurutnya, sampah adalah persoalan di mana pun, dan sekolah ini telah berhasil mengubah "momok" menjadi "berkah". Bank sampah per kelas tidak hanya mengatasi limbah, tetapi juga mengajarkan manajemen, tanggung jawab, hingga kemampuan berbisnis.


“Ada dua makna penting yang saya lihat di sini. Pertama, anak-anak belajar keterampilan. Kedua, mereka belajar berbisnis. Ini luar biasa.”


Ia berharap program ini terus dikembangkan dan menjadi model bagi sekolah lain di Sidrap.


Saat Sampah Mengajarkan Masa Depan

Kunjungan H. Amiruddin hari itu bukan sekadar inspeksi. Ia menyaksikan bagaimana sampah yang selama ini dianggap masalah justru menjadi media pembelajaran yang membentuk karakter, kreativitas, hingga kemampuan wirausaha siswa.


SMPN 2 Baranti telah menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan bukan hanya slogan. Di sekolah ini, sampah benar-benar berubah menjadi manfaat dan masa depan.

Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409