BLANTERVIO103

Desa Kurrak Destinasi Kopi di Sulbar

Desa Kurrak Destinasi Kopi di Sulbar
Minggu, 27 Oktober 2019

PoLMAN, LENTERAMERAHNEWS--Desa Kurrak merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar.

Desa ini berinovasi dengan memaksimalkan potensi desa yang ada, berupa letak geografisnya berada di puncak pegunungan Tapango yang berbatasan langsung dengan Messawa Kabupaten Mamasa.

"Buttu lima" terkenal dengan kemiringannya yang cocok dalam hal perkebunan terutama pengembangan kopi.

Saat dikonfirmasi oleh wartawan media ini dikediamannya, Kepala Desa Kurrak, Aris, S.Ag menyatakan bahwa inovasi desa yang dikembangkan oleh BUMDES nya yakni tanaman kopi, sehingga ia tertarik untuk menggeluti sesuatu yang berhubungan dengan kopi.


Salah satunya yang sementara digelutinya yakni memproduksi "Kopi Kurrak"bubuk yang dikelola secara manual oleh masyarakat Desa Kurrak.

Menurutnya, kecintaan terhadap tanaman kopi yang sudah terkenal mendunia membuat dirinya memperdalam pengetahuan mengenai kopi, sehingga ia beserta masyarakat mulai serentak menanam bibit kopi sejak beberapa tahun silam.

"Alhamdulillah kami telah mengemas ribuan sachet kopi Kurrak Bubuk secara manual selama dua bulan terakhir yang sudah menjajal beberapa daerah di Indonesia," tuturnya.

Bahkan kata dia, baru-baru ini mesin canggih berstandar nasional/internasional sudah mendarat di Desa Kurrak.

"Alat tersebut merupakan bantuan dari Kedubes Selandia Baru demi meningkatkan pengolahan kopi yang ada di desa ini. Alat tersebut dikirim langsung dari pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia di Jawa timur," tambahnya.

Sambungnya, alat tersebut berjumlah 6 masing-masing, 1 unit mesin sortasi biji (grader) kapasitas 400-500 kg/jam, 1unit mesin pembubuk kopi sangrai kapasitas15 kg/jam, 1 unit mesin pengupas kulit buah kopi (pulper) kapasitas 1ton/jam,1 unit mesin pengupas kulit kopi (huller) kapasitas 200kg/jam, 1 unit mesin sangrai kopi (roaster) 5kg/batch,dan 1 unit mesin pengemas manual 60 bungkus/jam.


"Kami juga masih menunggu bantuan dari Kedubes Belanda yang belum kami ketahui apa jenisnya," imbuhnya.

Dengan adanya mesin tersebut, rasa keraguan yang ada dalam benak masyarakat mulai terkikis sehingga secara keseluruhan mereka telah termotivasi untuk membudidayakan kembali tanaman kopi sehingga nantinya memaksimalkan produksi kopi Kurrak.

"Saya sangat ingin menciptakan "desa kopi dan desa wisata kopi" hal ini telah direspon oleh Pemprov Sulawesi Barat dengan  menunjuk kami dalam hal pengadaan bibit kopi yang akan disebar untuk seluruh kabupaten yang ada di provinsi Sulbar," ungkapnya.

"Tujuan utama saya dalam pengembangan kopi ini untuk Mendorong perekonomian masyarakat kurrak," kata Aris.

Luas lahan kopi 50 hektar sudah berhasil alias telah dipanen disusul pengembangan bibit 30.000 di lahan 30 hektar yang baru tanam dan nantinya saya tambah lagi 30.000

Kopi yang dikembangkan ada 2 varietas utama yakni Arabika dan robusta. Kendala yang kami hadapi saat ini yaitu belum adanya ijin secara resmi dari BPOM sebab dinas terkait terutama dinas kesehatan kabupaten yang membidangi tentang ijin ini setidaknya bisa merespon secara cepat permohonan kami untuk menerbitkan surat izin sehingga nantinya dapat meningkatkan cara berwirausaha masyarakat Kurrak yang telah membuat Kopi Kurrak bubuk yang telah dikemas dalam sachet. Ini menyangkut tantangan konsumen.

"Kami meminta kepada dinas terkait terutama dinas kesehatan kabupaten Polewali Mandar untuk bisa memfasilitasi kami untuk segera mengeluarkan berupa ijin yang nantinya dilanjutkan untuk mendapatkan ijin BPOM nantinya," pintanya. (a. tomi)


Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409