BLANTERVIO103

Pesona dan Prospek Budidaya Porang di Bendoro Sidrap

Pesona dan Prospek Budidaya Porang di Bendoro Sidrap
Minggu, 05 Juli 2020
Bersama Bapak Porang Indonesia, H. Syahruddin Alrif, Sip, MM dan mantan wakil ketua DPRD Sidrap, Drs. Susanto, mengamati tanaman Porang milik H.Syahar di Bendoro, Kec. Watang Sidenreng Kab. Sidrap.


Catatan : Aris asnawi

Tanaman Porong, belum begitu bersahabat ditelingah petani Sulsel, khususnya di Sidrap yang dikenal sebagai daerah lumbung Beras Indonesia Timur.

Khusus di Bumi Nene Mallomo Sidrap, Porang, mudah dikenal dengan bahasa lokal disebut Siapa, atau orang Luwu bilang Sikapa.  Belakangan, awal 2020,  tanaman ini mulai diperbincangkan oleh masyarakat.  Adalah H. Syahruddin Alrif, yang mengawali membuka lahan tandus dan gersan lebih kurang 50 Ha, di Bendoro, Kec. Watang Sidenreng Kab. Sidrap, dengan semangat membara menanam porang dilahan orang tuanya.

"Petani Mandiri, modern dan Sukses pelucut semangatnya," katanya.

Porang, adalah tanaman penghasil umbi yang dapat dimakan sebagai pengganti beras.  Porang anggota marga Amarphohallus, masih sekerabat dan mirip penampilan dan mamfaatnya dengan Suweq dan wulur.  Porang bahkan kerab dirancungkan dengan kedua tanaman tersebut.


Nama ilmiah porang adalah Amarphaphallus muelleri.  Biasa juga disebut satu marga dengan bunga bangkai - Amorphallus yang familiar tumbuh dibawah naungan pohon hingga jenis porang liar sering ditemukan dihutan atau kebun didataran tinggi. Karena umbinya dibawa tanah maka untuk mengambilnya dibutuhkan alat berupa cangkul atau linggis.

Porang dalam bahasa lain disebut elephant foot yan atau stink lily ( bahasa Inggeris ), teve ( bahasa tonga ), Siapa ( bahasa bugis ), Sikapa ( bahasa Luwu ).

Kegunaan porang

Selain menjadi pengganti makanan pokok porang, bisa digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan Le UUMLm, bisa dibuat agar-agar, mie, tahu, kosmetik, roti dan lainnya.

Dari aspek lain, tepung porang dapat digunakan sebagai pangan funsional yang bermamfaat menekan peningkatan kadar glukosa darah sekaligus mengurangi kadar kolestrol serum darah yaitu makanan yang memiliki indeks glikumik dan memiliki sifat fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik dan sejumlah kegunaan lainnya.


Bagaimana analisa prosfek berkebun porang.  Harga  bibit porang perhektar area, lebih kurang Rp 37 juta, biaya olah, pupuk dan lainnya, bisa sampai lebih kurang Rp 50 juta perhektar. Masa panen katak dan umbi 2 - 3 tahun, hasil yang diperoleh perhektar dikisaran Rp 450 juta  ( hitungan tepatnya bisa konsultasi langsung dengan Bapak Porang Indonesia, H.Syahruddin Alrif), yang juga wakil ketua DPRD Sulsel, dari Partai Nasdem.

Harga umbi porang saat ini yakni Rp 8500,- perkilogram, satu umbi dari satu pohon umur 2-3 tahun bisa mencapai 5 - 8 kg, sementara harga bibit dari katak atau buah porang saat ini Rp 125.000 perkilogram, satu pohon porang bisa 2 - 5 katak. Jumlah katak perkilo tergantung bessr kecilnya katak yakni sntara 55 - 65 buah katak.

Porang adalah tanaman ekspor yang bernilai tinggi dengan pansa pasar terbuka lebar.  Maka tak heran jika Porang, kerab disebut Mutiara coklat bernilai Dollar.


Mendokrak PAD

Salah satu keunggulan tanaman porang adalah bebas dari hama penggangu tanaman. Babi saja, yang dikenal rakus memangsa tanaman apa saja, tak berani memakan porang baik daun, batang maupun umbinya. Hingga tak heran jika porang leluasa tumbuh liar dihutan.

Menurut H. Syahar, sapaan akrab sekretaris Partai Nasdem Sulsel, H. Syahruddin Alrif, potensi budidaya porang di Sulsel, sangat prosfek. Hanya saja tanaman ini belum terlalu familiar di kalangan petani, masih terbatas orang menanam baru di dataran tinggi kabupaten Gowa dan Takalar, yang ada.

" Sayapun awalnya ragu, usai menanam, 2 - 3 bulan belum juga menunjukkan hasil yang menggembirakan bahkan, pak Lutfi Halede, mantan kadis Tanaman pangan Sulsel, yang saat ini jadi Staf ahli kementerian Pertanian, turut pasimis dan menanyakan siapa konsultannya" ujar H. Syahar.

Dengan etos kerja " Resopa Temmangingngi malomo naletei pammase dewata " ( Hanya dengan kerja tak kenal lelah Rahmat Allah tercurah ), terus menyamangati saya dan alhamdulillah, bulan keempat tanaman porang mulai menampakkan pertumbuhannya, subur dan katak sudah mulai terlihat meski baru 1 sampai 3 perpohon. Merebaknya informasi tanaman porang di Bendoro kec. Watang Sidenreng - Sidrap, ini sudah mulai banyak dikunjungi orang, baik orang Sidrap maupun dari daerah lain. Bupati Enrekang, Muslimin Bando dan wakilnya, menyempatkan waktu berkunjung melihat Porang milik H. Syahar.


Tanaman umbian yang tumbuh dibawah naungan ini, oleh H. Syahar, disiasati tanaman pelindung yang mudah tumbuh dan produktif.  Sudah sepuluh ribuh batang pohon pisang dari berbagai jenis ditanam, ribuan batang kelor, ditanam mengitari batas kebun porang, ratusan tanaman mangga, lengkeng, sawo ditanam sebagai pohon pelindung.

Sementara tanaman sela jangka pendek, ada jagung, kacang panjang, kacang tanah, Labu, lombok dan lainnya.
Semua tanaman produktif ini bisa jadi pelecut mendongkrak Pendapatan petani dan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah - PAD.

Menurut mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel ini, jika petani atau pekebun mendapat kepastian jaminan harga yang baik yakni pendapatannya melebihi biaya produksi dan kesejahteraannya mengalami peningkatan, petani akan suka rela berinovasi secara kreatif untuk bercocok tanam yang lebih produktif misalnya berkebun porang dan tanaman pelindung porang. Kenapa ?

Karena ada nilai tambah yang jauh lebih tinggi dari apa yang dilakukan selama ini. Itulah sebabnya urai H.Syahar, yang dimasa kanak-kanaknya merasakan pahit manisnya berkebun, disetiap kesempatan selalu mengedukasi masyarakat untuk berkebun secara mandiri, moderen dan bisa milyuner.

Menurutnya, berkebun saat ini tak cukup hanya dengan ketersedian lahan, semangat dan modal usaha.  Petani harus diasah pengetahuannya, perlu informasi yang tepat tentang potensi wilayah, jenis komoditas apa yang mudah terseÅ•ap pasar dan bernilai tinggi.  Petani sudah harus faham informasi kualitatif dan kuantitatif yang kuat agar terhindar dari resiko kerugian investasi karena berkebun mandiri dan moderen juga harus dengan modal tak sedikit.

Kepala Dinas Pertanian tanaman pangan dan perikanan Sidrap, Ir.Azis Damis, MSi bercerita, kalau lokasi kebun milik H.Syahruddin Alrif, dulunya adalah alang ilalang, sebagiannya ada tanaman jambu mente yang kurang terurus. " lihat saja sekitarnya, masih banyak lokasi yang hanya ditumbuhi pohon jati dan tidak terurus" kata Azis damis.

Tapi dengan ada pak H. Syahar, berkebun meski baru lebih kurang tujuh bulan, bendoro sudah menghijau, sejumlah mata air memancar dari dalam tanah. Beberapa luar areal sawah juga menghijau, beberapa kolam ikan yang juga berfungsi sebagai penyangga air menambah pesona kebun porang ini.

Pemerintah Sidrap kata Azis Damis sangat mengapresiasi kegiatan perkebunan pak H.Syahar, salah satu bentuk apresiasi itu, Bapak Porang Indonesia ini sejatinya diusulkan kepemerintah pusat dalam hal ini menteri pertanian agar pak H. Syahruddin Alrif, dapat menjadi salah satu Penerima penghargaan Kalpataru, karena telah sukses menghijaukan lahan tandus yang produktif bernilai dollar. Ujar Azis, serius.
(*)
Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409