PALOPO, LENTERAMERAHNEWS– Siapa sangka sebuah gerobak kecil berukuran 3 x 1,5 meter yang berdiri di Jalan KH. Wahid Hasyim pada 2020 kini menjelma menjadi salah satu kafe paling produktif di Kota Palopo? Adalah Dendi Haryono, CEO Segelas Kopi, yang menjadi sosok di balik transformasi bisnis ini.
Bermodal tekad, konsistensi, dan keyakinan, Dendi menapaki jalan wirausaha dengan sederhana. “Alhamdulillah, atas izin Allah, sekarang sudah memasuki tahun ketiga dalam konsep café yang lebih mapan,” ucapnya.
Posisi Jelas, Target Tepat
Dendi menegaskan, kunci sebuah bisnis, termasuk kafe atau warkop, adalah memahami target pasar dan menentukan positioning. “Jangan sekadar ikut-ikutan. Harus jelas apa yang membedakan kita dari kompetitor. Apa solusi yang kita tawarkan kepada masyarakat,” ujarnya.
Segelas Kopi memilih jalur yang tidak biasa: menyasar mahasiswa dan generasi Z. Dengan tagline “Produktif untuk Semua”, kafe ini dirancang bukan sekadar tempat nongkrong, tetapi ruang kreatif yang menumbuhkan produktivitas. “Produk kami berkualitas tinggi, harga tetap ramah di kantong mahasiswa. Jadi mereka bisa nyaman belajar, berdiskusi, bahkan membangun jejaring di sini,” tambahnya.
Ilmu Bisnis Café dan Warkop
Dalam dunia usaha kuliner, café dan warkop bukan hanya soal jualan kopi. Menurut teori bisnis modern, ada tiga fondasi yang perlu diperhatikan:
1. Positioning & Value Proposition – Menentukan apa yang membuat kafe berbeda. Apakah tempatnya nyaman? Rasa kopinya unik? Atau suasana komunitas yang kuat? Segelas Kopi memilih “produktivitas” sebagai nilai utama.
2. Customer Experience – Di era gen Z, café bukan hanya untuk minum kopi, tetapi juga lifestyle. Interior, musik, WiFi kencang, hingga pelayanan ramah menjadi faktor penting.
3. Sustainability & Expansion – Bisnis yang sehat harus punya roadmap. Segelas Kopi menargetkan ekspansi ke Makassar, Bone, Parepare, hingga kota lain di Indonesia Timur.
Ilmu bisnis sederhana yang diterapkan Dendi juga bisa jadi pedoman bagi wirausaha warkop tradisional. Kuncinya: bedakan diri dari pesaing. Jika warkop identik dengan harga murah, maka daya tarik lain bisa berupa suasana akrab, menu khas, atau komunitas pelanggan setia.
Tips dari CEO Segelas Kopi
Bagi pemula, Dendi berpesan: jangan menunggu sempurna untuk memulai. “Bisnis itu waktunya sekarang. Mulai saja dulu. Nanti evaluasi diri, upgrade ilmu, dan lakukan perbaikan-perbaikan,” katanya.
Selain membangun kafe, Dendi aktif di komunitas pengusaha Tangan Di Atas (TDA), wadah bagi pegiat bisnis di Palopo untuk saling berbagi pengalaman dan jejaring.
Dari Palopo untuk Indonesia Timur
Segelas Kopi kini tidak lagi sekadar kafe. Ia tumbuh menjadi simbol produktivitas anak muda Palopo, sekaligus bukti bahwa bisnis bisa lahir dari sederhana, berkembang dengan ilmu, dan tumbuh bersama komunitas.
“Visi kami jelas: menjadi tempat kuliner terproduktif di Indonesia Timur,” tutup Dendi dengan optimisme. (Nisar)
Emoticon