Ketika sebagian daerah masih berjuang menstabilkan ekonomi pascapandemi, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) justru melaju kencang. Di tangan Bupati H. Syaharuddin Alrif, kabupaten di jantung Sulawesi Selatan ini berhasil menorehkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di provinsi dengan laju PDRB mencapai 9,5 persen pada Triwulan II 2025.
Angka itu bukan sekadar statistik. Ia adalah cermin dari denyut kehidupan ekonomi masyarakat Sidrap yang tak henti bergerak — dari petani yang memanen padi di sawah dataran Sidenreng, peternak sapi di lereng Pitu Riawa, hingga pekerja di proyek energi angin dan listrik tenaga surya yang menjadi kebanggaan daerah ini.
Dari Sawah ke Statistik
Pertumbuhan 9,5 persen itu lahir dari akar yang kuat: pertanian dan peternakan. Di Sidrap, dua sektor ini bukan hanya pekerjaan, melainkan identitas. Produksi beras yang melimpah, pasar yang hidup, dan ketersediaan pangan yang stabil menjadikan Sidrap sebagai penopang utama ketahanan pangan Sulawesi Selatan.
Namun Sidrap tidak berhenti di sana. Energi terbarukan dan industri pengolahan hasil bumi kini menjadi wajah baru ekonomi daerah ini. Dari turbin-turbin raksasa di Puncak Mario hingga pabrik pengolahan hasil tani di Watang Pulu, Sidrap menunjukkan bahwa kemajuan dan kemandirian ekonomi bisa tumbuh dari desa-desa produktif.
Apresiasi dari Provinsi
Prestasi itu pun diakui di tingkat provinsi. Dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Sulawesi Selatan memperingati Hari Jadi Sulsel ke-356 di Ruang Pola Kantor Gubernur, Ahad (19/10/2025), Sidrap diumumkan sebagai kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi terbaik se-Sulsel.
Sekretaris Daerah Sidrap, Andi Rahmat Saleh, menerima langsung penghargaan tersebut dari Gubernur Andi Sudirman Sulaiman, mewakili Bupati. Penghargaan ini menjadi simbol keberhasilan kerja kolektif antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat Sidrap.
Kepemimpinan yang Mendorong Arah Baru
Di balik angka 9,5 persen itu, ada kepemimpinan yang menekankan kolaborasi dan inovasi.
“Alhamdulillah, capaian ini bukan hanya milik pemerintah, tapi hasil kerja keras seluruh masyarakat Sidrap. Kita akan terus menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan pembangunan berjalan inklusif dan berkelanjutan,” ujar Bupati Syaharuddin Alrif.
Komitmen itu bukan janji kosong. Di bawah kepemimpinannya, Sidrap berhasil menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah mendorong UMKM tumbuh, memperluas akses pasar, dan menyiapkan infrastruktur digital untuk mempercepat transaksi dan produksi.
Kini, Sidrap bukan hanya dikenal sebagai lumbung pangan, tetapi juga sebagai “laboratorium kemajuan daerah”, tempat di mana pertanian tradisional, teknologi energi bersih, dan semangat wirausaha lokal berpadu menciptakan daya saing baru.
Pertumbuhan 9,5 persen hanyalah permulaan. Di baliknya ada keyakinan bahwa ekonomi Sidrap akan terus menanjak, bukan karena keajaiban, tetapi karena kerja nyata, kolaborasi, dan cinta warga terhadap tanahnya sendiri. (Wis)
Emoticon