SIDRAP, LENTERAMERAHNEWS—Di balik geliat pendidikan di Kabupaten Sidenreng Rappang, ada sosok yang bekerja dalam dua dunia namun memiliki satu misi yang sama, mencerdaskan dan menanamkan nilai religius pada generasi muda Sidrap.
Dialah Fatimah Habe, S.Pd.I., M.Pd., pengawas pendidikan yang tak hanya berdedikasi di bawah Dinas Pendidikan, tetapi juga mengemban amanah di Kementerian Agama sebagai Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Kecamatan Baranti dan Kulo.
Mengemban dua amanah sekaligus tentu bukan perkara mudah. Namun bagi Fatimah, tanggung jawab ganda itu justru menjadi ruang untuk berkolaborasi dan menciptakan sinergi antara dua lembaga besar dalam satu tujuan, menghadirkan ekosistem pendidikan yang unggul sekaligus berkarakter religius.
“Kedua peran ini bukan beban, melainkan berkah. Keduanya saling melengkapi. Saya bisa menjembatani nilai akademik dan spiritual dalam satu gerakan pendidikan,” ujar Fatimah dalam keterangan persnya.
Pelopor Komunitas Belajar
Berbekal pengalaman dan ketekunan, Fatimah menjadi pelopor terbentuknya komunitas belajar lintas lembaga, tempat para guru dan tenaga kependidikan saling berbagi praktik baik, berdiskusi, dan berinovasi.
Gerakan ini, katanya, lahir dari semangat untuk membangun budaya belajar sepanjang hayat di lingkungan sekolah binaan.
“Melalui komunitas belajar, guru tidak hanya diawasi, tapi juga didampingi. Mereka belajar, tumbuh, dan berinovasi bersama,” tutur Fatimah dengan nada tegas namun hangat.
Langkah tersebut sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang di bawah kepemimpinan Bupati H. Syaharuddin Alrif dan Wakil Bupati, Nurkanaah yang mengusung program “Sidrap Cerdas dan Religius”. Fatimah pun menjadikan visi itu sebagai arah dan ruh dari setiap aktivitas pembinaannya di lapangan.
Sinergi Dua Lembaga
Sinergi antara Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama bukanlah hal baru, namun menyatukan langkah keduanya dalam satu irama gerak nyata masih jarang terwujud.
Fatimah berupaya mematahkan sekat birokrasi yang selama ini membuat dua lembaga itu berjalan sendiri-sendiri.
Dengan pendekatan komunikatif dan empatik, ia mampu menghadirkan kolaborasi yang konkret—mulai dari pelatihan bersama, forum diskusi tematik, hingga pendampingan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai religius dalam pembelajaran umum.
“Saya ingin menunjukkan bahwa pendidikan yang unggul tidak hanya soal akademik, tapi juga soal akhlak. Dan itu hanya bisa tercapai kalau dua lembaga ini berjalan beriringan,” ungkapnya.
Menumbuhkan Semangat Pengabdian
Di balik kesibukan menjalankan dua tanggung jawab besar, Fatimah mengaku selalu berpegang pada satu prinsip: bekerja dengan hati dan niat ibadah.
Bagi perempuan yang dikenal rendah hati ini, keberhasilan pendidikan bukan diukur dari penghargaan atau jabatan, melainkan dari perubahan nyata di sekolah-sekolah binaan.
“Ketika saya melihat guru semakin percaya diri dan peserta didik semakin bersemangat belajar, di situlah saya merasa berhasil,” ucapnya lirih.
Sidrap Menuju Masa Depan Cerdas dan Religius
Apa yang dilakukan Fatimah Habe mencerminkan wajah baru pengawasan pendidikan di Sidrap, lebih kolaboratif, humanis, dan inspiratif.
Ia bukan hanya pengawas, tetapi juga motivator, sahabat guru, sekaligus jembatan yang menghubungkan dua institusi besar menuju satu cita-cita, Sidrap yang cerdas, berdaya saing, dan berakhlak mulia. (Wis)
Emoticon