BLANTERVIO103

Selain Penghasil Durian, Desa Betao Riase Penghasil Gula Aren

Selain Penghasil Durian, Desa Betao Riase Penghasil Gula Aren
Senin, 09 Maret 2020

Bersama Kades Betao Riase, Suardi Laupe, Abd Kadir memperlihatkan pohon arennya yang menghasilkan tuak manis, sebagai bahan bakunpembuatan gula aren

SIDRAP, LENTERAMERAHNEWS--Selain terkenal dengan buah durian, langsat dan rambutannya yang manis, Desa Betao Riase Kecamatan Pitu Riawa, Sidrap ternyata memiliki potensi alam yang layak untuk dikembangkan sebagai penopang biaya hidup warga. Potensi itu adalah gula aren (gula merah).

Didesa ini, setidaknya sudah lebih sepuluh kepala keluarga yang setiap harinya memproduksi gula aren hasil dari kebun mereka secara turun temurun. Puluhan pohon aren setiap hari memproduksi tuak manis yang merupakan bahan utama pembuatan gula merah.

Abd Kadir Jaga, salah satu warga yang setiap hari rutin memproduksi gula aren di Desa Betao Riase menuturkan, jika hasil gula aren yang dia produksi, sebelum jadi sudah diborong memang pembeli.

Balombong, tempat memasak tuak menjadi gula aren 

Kadir mengatakan, rutin dua kali dalam sehari dia panen tuak manis dari pohon aren. Pagi dan sore hari mengangkut hasil tuak untuk diolah menjadi gula aren.

"Setelah tuak ini terkumpul, maka dimasak diatas tungku yang bagi kami dinamakan balombong," ucapnya.

Tuak yang dimasak diatas balombong ini selama 5-6 jam, dicampur dengan Patti. Patti ini kata Kadir diambil dari sarang lebah penghasil madu,setelah itu sedikit ditambah dengan kemiri diaduk hingga masak.

"Setelah diyakini sudah masak, dengan ciri khas mengental dan berwarna merah, maka dituanglah dalam sebuah cetakan khusus, sambil ditunggu sampai dingin," jelas Kadir didampingi Kepala Desa Betao Riase, Suardi Laupe, S.Pd, MSi.

Kadir menunjukkan gula aren hasil produksinya

Sementara itu, Kades Betao Riase, Suardi Laupe kepada media ini mengatakan, potensi produksi gula aren diwilayahnya menambah khasazanah daya tarik yang disediakan oleh alam. Selain buah durian, langsat dan rambutan yang khas, juga salah satunya gula aren.

"Sebagai kepala desa, hal semacam inilah yang patut untuk dikembangkan. Selebihnya, tinggal bagaimana kita libatkan stakeholder untuk pengembangan potensi alam ini," jelas Suardi yang baru beberapa bulan dilantik sebagai Kades, Minggu (8/03/2020).

Untuk itu kata dia, kedepannya, pihaknya akan memprogramkan bagaimana potensi alam yang dimiliki desa ini bisa dikembangkan, sehingga dapat juga meningkatkan pendapatan masyarakat yang memang bergantung kepada hasil pertanian dan perkebunan. (wis)

Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409