BLANTERVIO103

Opini : Tentang Yang Katanya Dana Ratusan Juta

Opini : Tentang Yang Katanya Dana Ratusan Juta
Rabu, 10 Juni 2020
Muhlis Katili, S.Kep. Ns

Terkait klaim biaya pasien Covid-19 yang katanya ratusan juta rupiah yang diduga bahkan sebagian dituduhkan sebagai cara RS dan tenaga kesehatan mengambil keuntungan dari pasien covid-19, berikut penjelasan singkat saya. Semoga berkenan dibaca sampai selesai.
Dan semoga mencerahkan
Oh ya, sebelum lanjut, tarik napas panjang dulu. Biar rileks Ferguso.😀

Kemudian luruskan dan sucikan niat kita.
Termasuk saya tentunya.
Kalau sudah rileks dan nyaman perasaannya, baru lanjut baca sampai selesai.

Bismillah,

1. Besaran biaya Klaim pasien yang berobat di RS yang bekerja sama dengan BPJS bukan ditentukan oleh pihak RS.

Oleh sebab itu nilai besarannya ditetapkan dalam bentuk Peraturan Menteri Kesehatan.

Tentu dasar penentuan tarif dengan asas yang adil. Tidak merugikan pasien dan tidak merugikan RS. Walaupun sebenarnya kata rugi disini sulit diukur.

Kalau adil untuk rumah sakit tentu bisa dengan mudah diukur karena biaya dihitung berdasarkan jasa, bahan habis pakai, pemeriksaan penunjang dan obat. Tapi "untung - rugi" bagi pasien yang sulit ditakar.
 Misalkan begini. Berapa kerugian pasien yang sudah bayar ratusan juta tapi pasiennya selamat?

Bagi saya tidak ada. Karena nyawa tak bisa dinilai dengan materi berapapun.

Dan berapa untungnya pasien, ketika hanya bayar biaya resusitasi beberapa ratusan ribu rupiah saja tapi pasiennya meninggal.

Pun kalau gratis, tidak bisa mengganti kehilangann nyawa orang yang kita cintai

Apapun itu, akan dibuat seadil mungkin, sekemampuan kita manusia tentunya.

2. Apakah setelah ditetapkan besarannya, lalu pihak RS langsung dengan entengnya main klaim sesuai besaran yang katanya ratusan juta itu?

Tidak Ferguso.

Rumah sakit harus menyertakan dokumen bukti yang valid sebelum mengajukan klaim.

Dokumen kemudian diverifikasi oleh tim verikasi BERLAPIS dan BERJENJANG.

Jika dokumennya valid maka klaim baru bisa diproses.
Dan itu butuh waktu. Ada bahkan sampai tahunan klaimnya belum terbayarkan. makanya banyak RS yang sekarang megap-megap bukan karena kekurangan udara segar tapi kurang dana segar.😀

Bagaimana kalau tidak valid?

Dikembalikan lagi, diajukan kembali, diverifikasi lagi. Sampai dinyatakan valid baru dibayar. Lalu setelah terbayar, selesai urusannya?
Belum Ferguso.

Lembaga pemerintah termasuk KPK ikut mengawasi dana tersebut. Makanya ada beberapa RS yang kemudian mengembalikan sejumlah uang yang sudah dibayarkan sebelumnya karena terbukti "bermasalah".

Bahkan ada juga oknum petugas RS yang masuk hotel prodeo karena terbukti melakukan Fraud, perbuatan merugikan keuangan negara. Entah disengaja mauoun tidak disengaja. Misalkan karena kesalahan management.

Lalu setelah di klaim, apakah otomatis RS untung dan karyawannya pulang dengan uang segunung?

Untung - Ruginya RS tidak ditentutkan dengan satu pasien yang klaimnya banyak.
Tapi dihitung secara keseluruhan.

Biasanya yang menjadi acuan adalah berapa kunjungan pasien dan berapa tempat tidur terpakai dalam sebulan.
Istilah kerennya BOR (Bed Occupation Rate = jumlah rata-rata tempat tidur terpakai).

sejauh pengetahuan saya, kalau RS mau kembali biaya operasionalnya BOR nya harus minimal diatas 60%.
Kurang dari itu, RS harus putar kepala untuk bisa melanjutkan operasionalnya.
Apalagi kalau oas lebaran begini. Ada biaya lain yang harus diberikan. Salah satunya THR.

Nah sekarang, banyak RS yang BOR nya diangka 30-40%. Bahkan ada yang hanya 20%.

Dan perlu diingat, di RS bukan cuma dokter, perawat, bidan, radiografer, analis yang kontak langsung dengan pasien yang dibayar karena kontak langsunh dengan pasien.

Tidak Ferguso.

Tapi ada cleaning service, ada petugas laundry, ada keamanan, ada yang bagi makanan. Banyak sekali. Dan mereka dibagi dari hasil total penghasilan RS.
Besaran gaji merekapun ditetapkan dan dipantau pemerintah. Bahkan senagian oleh serikat buruh / serikat pekerja.

Jadi begitu Ferguso.

Btw, insya Allah hari ini akan ada conferensi pers dari organisasi profesi kesehatan di sulsel terkait beberapa tudingan oknum belakangan yang sudah sangat berlebihan hingga sampai ada ancaman penculikan, dll.

Demikian sedikit yang bisa saya jelaskan terkait tudingan bahwa ada konspirasi RS dan tenaga kesehatan di balik cov19 ini.

Saya masih sangat yakin, bahwa tenaga kesehatan kita walaupun tidak semuanya baik, walaupun mungkin belum se sholeh / sholehah anda, belum sebaik anda semua, tapi diantara mereka masih banyak yang bekerja dengan nurani mereka.
Dengan niat tulus mereka

Masih banyak yang takut sama TuhanNya.
Masih banyak yang siang atau malam menangis karena dosa dosanya.

Masih banyak yang terus berfikir dan berikhtiar bagaimana bisa membantu dan menyelamatkan banyak nyawa saudaranya.

Mungkin saya belum seperti mereka.
Tapi saya kenal banyak sahabat saya, senior saya yang profesi mereka betul betul untuk melayani.

Maaf saya sebut satu nama diantara banyak nama yang pernah saya kenal.
DR Imelda Hady, seorang dokter anak di RS Sorowako, sering kali menangis ketika melihat ada pasien sakit dan tidak punya biaya berobat.

Makanya terkadang gaji beliau puluhan jutapun diikhlaskan untuk menolong pasiennya.(kita doakan beliau kelqk menjadi Ahli syurgaNya)😭😭🤲🏻🤲🏻

Dan yang begini banyak sekali bapak Ibu saudaraku semua.

Kami akui kami bukanlah manusia sempurna yang bisa selalu baik dan bisa memuaskan banyak orang.

Tapi mohon dengan sangat, jika ada hal yang dianggap tidak sewajarnya, silahkan dikomunikasikan.
Silahkan dicarikan jalan keluar.

Jangan karena kesalahan satu orang atau oknum lalu kita mengeneralisir semua RS dan semua tenaga kesehatan.

Demi Allah,
Saya menjadi saksi atas keikhlasan, ketulusan banyak tenaga kesehatan yang tiada henti berusaha melakukan yang terbaik untuk saudara mereka.

Demi Allah,
Persaksian ini bukan karena saya bagian dari mereka, para tenaga kesehatan.
Tapi sungguh-sungguh dengan niat ikhlas tanpa ada tendensi apapun, saya menyampaikan hal ini bahwa tidak benar dan adalah fitnah yang keji ketika mengatakan bahwa para tenaga kesehatan melakukan persekongkolan demi meraup keuntungan materi ratusan juta rupiah dibalik setiap pasien covid19.

Jangan sampai karena urusan makhluk kecil ini membuat hilang jati diri kita sebagai bangsa yang bersatu padu.

Dan jangan sampai karena hal sepele membuat amalan kebaikan kitabyang susah payah kita lakukan, sirna seperti debu yang berterbangan.

Yaa Robb....
Ampuni kami semua yang lemah ini.
Jangan cerai beraikan Bangsa Kami.
Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa kami.

Yaa Robb...
KepadaMu kami adukan segala kelemahan kami.

Yaa Rob...
Ampuni dosa kami semua.
Tanamkan cinta di dalam hati hati kami.
Cinta karenaMu,
cinta yang berharap wajahMu.

Dari saya, yang mencintai kalian semua, saudaraku sebangsa setanah air.

Semoga segala amal kita diterima dan kelak kita bersua di syurgaNya.
Aamiin yaa Robbal '

Muhlis Katili, S.Kep.Ns.
Ketua DPD PPNI Kab. Luwu Timur.
Ketua DPW Perawat Holistic Sul- Sel.
Ketua Bidang Hubungan antar lembaga PPNI Sulsel.


Ana Uhibbukum Fillah.
Saya mencintai kalian karena Allah
Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409