BLANTERVIO103

"Sepenggal" Kisah Sukses H. Bahar Yahya, Owner Safari Parfum

"Sepenggal" Kisah Sukses H. Bahar Yahya, Owner Safari Parfum
Jumat, 26 November 2021

 


Safari Parfum adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha penyediaan parfum di Indonesia. Saat ini, Safari parfum sudah berhasil menguasai persaingan usaha yang semakin ketat. Cabang Safari Parfum sudah jelajahi kawasan Indonesia bagian barat dan timur. 


Namun, dibalik kesuksesan menjadi importir parfum resmi di Indonesia hingga mempekerjakan warga China sebagai karyawannya, banyak cerita yang layak menjadi pelajaran dibalik kesuksesan yang diraih Owner Safari Parfum, H. Bahar Yahya. 


Awalnya, pada tahun 2005 silam, sebagai pemilik usaha Safari Jeans di Kabupaten Sidrap, H. Bahar pulang pergi ke Makassar untuk droping barang selanjutnya di pasarkan kembali di Sidrap. 


Iseng-iseng, dia beli parfum di Makassar dan di jual kembali. Tak terduga, animo masyarakat terhadap produk parfum cukup besar. Parfum yang dijual H. Bahar laku keras. Namun karena untungnya hanya seribu-an rupiah perbotol, dia mencoba melobi bos parfum di Makassar untuk pengurangan harga. 


"Sebagai seorang muslim, tiga kali saya minta pengurangan harga namun selalu ditolak. Saya tepuk pundaknya, Ya sudahlah," ucap H. Bahar mengisahkan kepada media ini di Kantor Cabang Safari Parfum Tanah Abang, Jakarta, Selasa lalu. 

Berawal dari kejadian itu, dengan modal nekat, satu unit mobil miliknya digadaikan senilai Rp 40 juta sebagai modal awal. Rp 20 juta untuk modal beternak ayam (saat itu beliau juga pengusaha ayam petelur), Rp 10 juta untuk usahanya sebagai penjual jeans dan sisanya sebanyak Rp 10 juta dijadikan modal jual parfum. 

 

Sebagai seorang Bugis dia tak pernah mati akal untuk berpikir untuk membesarkan usahanya. Dengan uang Rp 10 juta itu berangkat ke Surabaya menemui pemilik usaha parfum. 


"Saya ajak aja untuk saling terbuka. Seingat saya saat itu ada empat perusahaan besar bergerak dibidang penyediaan parfum, yakni Parpex, JA, cerabot dan lucy," kata H. Bahar yang juga pernah menjadi pelaksana event sepak bola Habibie Cup ini. 


Keempat perusahaan besar itu, ceritanya, hanya satu yang tidak terhapus identitasnya, hanya Parfex yang masih bertahan, sehingga dia hubungi bos parfex. 


Tahun 2006, sebagai pembeli dan langganan baru, parpex mengharuskan membayar 50 persen dari nilai transaksi, tapi karena hanya bermodalkan uang Rp 10 juta, maka pembicaraan menjadi alot, namun akhirnya deal juga. 

"Akhirnya saya dikasi kredit Rp 15 juta. Saya ingat kala itu dari kantor Parpex pakai ojek bayar Rp 5 ribu PP," kisahnya. 


"Usaha terus berjalan, mungkin bos Parfex lihat saya jarang order maka dia telpon saya langsung. Kenapa nda order lagi. Saya kasi tahu jika tidak punya modal lagi yang 50 persen itu," lanjutnya. 


Bos Parfex katakan, uda deh pak Bahar butuh aroma apa, pilih berapapun silahkan. Namun saat itu saya jawab jika saya baru di parfum. Akhirnya, Bos parfex saat itu kirimin modal Rp 300juta.


"Dengan adanya modal sebanyak itu, sebagai orang daerah saya bertekad jadikan Sulsel daerah parfum dan khususnya Makassar sebagai pintu gerbang parfum Indonesia timur," harapnya. 


Tahun 2013 itu bersama bos parfex dipercaya sebagai importir nasional hingga saat ini. Produk parfum Ipra sudah beredar dimana-mana dan menjadi idola bagi masyarakat Indonesia. Terbukti, di Indonesia, kantor cabang sudah tersebar,  di Indonesia bagian barat seperti Jakarta, Bekasi, Surabaya, Semarang dan Palembang. Sementara di Indonesia bagian barat kantor cabang sudah sekira 20 kantor cabang. 

Karyawan Safari Parfum di Mangga Dua Square adalah warga Cina

"Orang Bugis harus bangga, kita bisa tonji yang penting berusaha dan kerja keras. Sekarang orang Bugis yang kasi barang ke orang cina yang ada diluar," ungkapnya. 


Namun komitmen kita, hanya 1 cabang satu kota besar nanti dia yang kembangkan. Sementara teknik pemasaran, selain offline juga sudah jual online menggunakan aplikasi Shopee. 


Tak hanya itu, Safari Parfum kembali akan melebarkan sayap untuk membuka perusahaan baru di bidang usaha bahan bangunan seperti spandek, ring, baja ringan, holo, kanal c, yang berkantor pusat di Makassar. 


Bahar Yahya yang masa mudanya aktifis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ini mengatakan orang Bugis itu orang hebat, mampu go internasional, namun satu kuncinya, itikad baik dan nawaitu kerja keras. 


"Kita juga punya perusahan yakni PT Indotrek China. Perusahaan ini akan memfasilitasi orang Indonesia yang membutuhkan hubungan perdagangan dengan pengusaha asal Cina. Lantaran masih banyak pengusaha dalam negeri  yang tidak mengerti jalur seperti itu. Jadi mari kita berkolaborasi," kuncinya. 


Penulis : Darwis Junudi


Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

3160458705819572409